Tema: Manusia dan Keadilan
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kasus perlakuan istimewa pada pejabat saat terbang kembali terjadi. Kali ini menimpa sejumah penumpang British Airways dari Abu Dhabi-London, Sabtu (26/3).
Gara-gara rombongan mantan perdana menteri Inggris, Gordon Brown, naik ke pesawat, sejumlah penumpang diminta pindah kelas. Akibatnya, penumpang kelas ekonomi ada yang tidak bisa berangkat dan terpaksa terbang di jadwal selanjutnya.
Saat pesawat tiba di Oman, kru pesawat meminta sejumlah penumpang di kelas bisnis untuk pindah ke kelas ekonomi premium. Dan sejumlah penumpang di kelas ekonomi premium pindah ke kelas ekonomi.
Salah satu penumpang di kelas ekonomi premium, kebetulan tengah hamil tujuh bulan, dipaksa pindah ke kelas ekonomi. Padahal dia sudah membayar 700 poundsterling untuk tiket tersebut.
Si perempuan, yang menolak disebut namanya, bersikeras tak mau pindah. Dengan alasan ia butuh ruang kaki yang lega karena sedang hamil. Tapi kru pesawat memaksa hingga akhirnya ia terpaksa pindah.
Di Oman, naiklah Gordon Brown dan lima stafnya. Para penumpang langsung sadar kalau mereka didepak gara-gara rombongan mantan perdana menteri itu. Namun British Airways membantah hal ini dan mengatakan ada kesalahan pengaturan kursi saja.
Merasa gusar dan berang, si penumpang hamil berdiri dan mendekat ke Brown. Ia mengambil gambar Brown. Asisten Brown, Kirsty McNeill langsung melabraknya.
"Kenapa Anda mengambil foto Gordon?" sergah McNeill.
"Saya tidak ada masalah dengan Gordon, tapi saya punya masalah dengan British Airways. Saya curiga mereka menukar kursi kami karena Gordon dan Anda-anda pesan kursi di kelas premium," timpal si penumpang hamil.
Sejumlah penumpang membela si perempuan hamil. "Gordon cukup tinggi, dia juga butuh ruang kaki yang lega," bela McNeill. Namun salah seorang penumpang, dokter dari Palang Merah Inggris, mengatakan, "Kami juga sudah membeli tiket bisnis ini. Kami punya hak yang sama. Apalagi tiket kalian (Brown dkk) dibayar dari uang pajak kami," katanya.
Si perempuan mengajukan keberatan ke maskapai BA. Maskapai memberinya kompensasi 75 poundsterling bagi dia dan suaminya. BA dan Kantor Gordon Brown membuat penjelasan bahwa kisruh kursi itu tidak sengaja. Gordon juga mengklaim ia dipermalukan oleh penumpang.
"Sangat jarang bagi penumpang untuk tidak bisa duduk di kursi yang sudah mereka pesan. Kami minta maaf ini terjadi. Tapi Gordon Brown sudah memesan tiket jauh-jauh hari," demikian pernyataan BA.
Sumber:
Komentar & Solusi:
Pemindahan kursi pesawat dikarenakan adanya penumpang dari pemerintahan sangatlah tidak adil. Penumpang yang sudah membeli tiket sesuai dengan kursinya harusnya lebih didahulukan karena hal itu lebih disiplin dan tidak menurunkan pandangan masyarakat terhadap maskapai tersebut. Kecuali apabila ada kerusakan pada kursi yang telah di pesan.
Bukankah penumpang adalah raja!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar